Selasa, 20 Maret 2012

Misteri Leluhur Bangsa Jawa


Di dalam Mitologi Jawa diceritakan bahwa salah satu leluhur Bangsa Sunda (Jawa) adalah Batara Brahma atau Sri Maharaja Sunda, yang bermukim di Gunung Mahera.
Selain itu, nama Batara Brahma, juga terdapat di dalam Silsilah Babad Tanah Jawi. Di dalam Silsilah itu, bermula dari Nabi Adam yang berputera Nabi Syits, kemudian Nabi Syits menurunkan Sang Hyang Nur Cahya, yang menurunkan Sang Hyang Nur Rasa. Sang Hyang Nur Rasa kemudian menurunkan Sang Hyang Wenang, yang menurunkan Sang Hyang Tunggal. Dan Sang Hyang Tunggal, kemudian menurunkan Batara Guru, yang menurunkan Batara Brahma. Berdasarkan pemahaman dari naskah-naskah kuno bangsa Jawa, Batara Brahma merupakan leluhur dari raja-raja di tanah Jawa.


Bani Jawi Keturunan Nabi Ibrahim
Di dalam Kitab ‘al-Kamil fi al-Tarikh‘ tulisan Ibnu Athir, menyatakan bahwa Bani Jawi (yang di dalamnya termasuk Bangsa Sunda, Jawa, Melayu Sumatera, Bugis… dsb), adalah keturunan Nabi Ibrahim. Bani Jawi sebagai keturunan Nabi Ibrahim, semakin nyata, ketika baru-baru ini, dari penelitian seorang Profesor Universiti Kebangsaaan Malaysia (UKM), diperoleh data bahwa, di dalam darah DNA Melayu, terdapat 27% Variant Mediterranaen (merupakan DNA bangsa-bangsa EURO-Semitik). Variant Mediterranaen sendiri terdapat juga di dalam DNA keturunan Nabi Ibrahim yang lain, seperti pada bangsa Arab dan Bani Israil.
Sekilas dari beberapa pernyataan di atas, sepertinya terdapat perbedaan yang sangat mendasar. Akan tetapi, setelah melalui penyelusuran yang lebih mendalam, diperoleh fakta, bahwa Brahma yang terdapat di dalam Metologi Jawa indentik dengan Nabi Ibrahim.
Brahma adalah Nabi Ibrahim
Mitos atau Legenda, terkadang merupakan peristiwa sejarah. Akan tetapi, peristiwa tersebut menjadi kabur, ketika kejadiannya di lebih-lebihkan dari kenyataan yang ada. Mitos Brahma sebagai leluhur bangsa-bangsa di Nusantara, boleh jadi merupakan peristiwa sejarah, yakni mengenai kedatangan Nabi Ibrahim untuk berdakwah, dimana kemudian beliau beristeri Siti Qanturah (Qatura/Keturah), yang kelak akan menjadi leluhur Bani Jawi (Melayu Deutro). Dan kita telah sama pahami bahwa, Nabi Ibrahim berasal dari bangsa ‘Ibriyah, kata ‘Ibriyah berasal dari ‘ain, ba, ra atau ‘abara yang berarti menyeberang. Nama Ibra-him (alif ba ra-ha ya mim), merupakan asal dari nama Brahma (ba ra-ha mim).
Beberapa fakta yang menunjukkan bahwa Brahma yang terdapat di dalam Mitologi Jawa adalah Nabi Ibrahim, di antaranya :
1. Nabi Ibrahim memiliki isteri bernama Sara, sementara Brahma pasangannya bernama Saraswati.
2. Nabi Ibrahim hampir mengorbankan anak sulungnya yang bernama Ismail, sementara Brahma terhadap anak sulungnya yang bernama Atharva (Muhammad in Parsi, Hindoo and Buddhist, tulisan A.H. Vidyarthi dan U. Ali)…
3. Brahma adalah perlambang Monotheisme, yaitu keyakinan kepada Tuhan Yang Esa (Brahman), sementara Nabi Ibrahim adalah Rasul yang mengajarkan ke-ESA-an ALLAH.
Ajaran Monotheisme di dalam Kitab Veda, antara lain :
- Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan, Dia tidak pernah dilahirkan, Dia yg berhak disembah
- Yajurveda Ch. 40 V. 8 menyatakan bahwa Tuhan tidak berbentuk dan dia suci
- Atharvaveda Bk. 20 Hymn 58 V. 3 menyatakan bahwa sungguh Tuhan itu Maha Besar
- Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan
- Rigveda Bk. 1 Hymn 1 V. 1 menyebutkan : kami tidak menyembah kecuali Tuhan yg satu
- Rigveda Bk. 6 Hymn 45 V. 6 menyebutkan “sembahlah Dia saja, Tuhan yang sesungguhnya”
Dalam Brahama Sutra disebutkan : “Hanya ada satu Tuhan, tidak ada yg kedua. Tuhan tidak berbilang sama sekali”.
(http://rkhblog.wordpress.com/2007/09/10/hindu-dan-islam-ternyata-sama/)
Ajaran Monotheisme di dalam Veda, pada mulanya berasal dari Brahma (Nabi Ibrahim). Jadi makna awal dari Brahma bukanlah Pencipta, melainkan pembawa ajaran dari yang Maha Pencipta.
4. Nabi Ibrahim mendirikan Baitullah (Ka’bah) di Bakkah (Makkah), sementara Brahma membangun rumah Tuhan, agar Tuhan di ingat di sana (Muhammad in Parsi, Hindoo and Buddhist, tulisan A.H. Vidyarthi dan U. Ali).
Bahkan secara rinci, kitab Veda menceritakan tentang bangunan tersebut : Tempat kediaman malaikat ini, mempunyai delapan putaran dan sembilan pintu… (Atharva Veda 10:2:31) Kitab Veda memberi gambaran sebenarnya tentang Ka’bah yang didirikan Nabi Ibrahim. Makna delapan putaran adalah delapan garis alami yang mengitari wilayah Bakkah, diantara perbukitan, yaitu Jabl Khalij, Jabl Kaikan, Jabl Hindi, Jabl Lala, Jabl Kada, Jabl Hadida, Jabl Abi Qabes dan Jabl Umar. Sementara sembilan pintu terdiri dari : Bab Ibrahim, Bab al Vida, Bab al Safa, Bab Ali, Bab Abbas, Bab al Nabi, Bab al Salam, Bab al Ziarat dan Bab al Haram.
Monotheisme Ibrahim

Peninggalan Nabi Ibrahim, sebagai Rasul pembawa ajaran Monotheisme, jejaknya masih dapat terlihat pada keyakinan suku Jawa, yang merupakan suku terbesar dari Bani Jawi. Suku Jawa sudah sejak dahulu, mereka menganut monotheisme, seperti keyakinan adanya Sang Hyang Widhi atau Sangkan Paraning Dumadi.Selain suku Jawa, pemahaman monotheisme juga terdapat di dalam masyarakat Sunda Kuno. Hal ini bisa kita jumpai pada Keyakinan Sunda Wiwitan. Mereka meyakini adanya ‘Allah Yang Maha Kuasa‘, yang dilambangkan dengan ucapan bahasa ‘Nu Ngersakeun‘ atau disebut juga ‘Sang Hyang Keresa‘.
Dengan demikian, adalah sangat wajar jika kemudian mayoritas Bani Jawi (khususnya masyarakat Jawa) menerima Islam sebagai keyakinannya. Karena pada hakekatnya, Islam adalah penyempurna dari ajaran Monotheisme (Tauhid) yang di bawa oleh leluhurnya Nabi Ibrahim.


sumber:
http://kanzunqalam.wordpress.com/2010/03/14/misteri-leluhur-bangsa-jawa/

Read more »

Selasa, 22 November 2011

Islam Indonesia, Antara Hari Ini dan Esok

dakwatuna.com - “Antara nyata dan tidak, antara mau dan tidak mau tapi itu semua adalah sebuah titik bahwa kita harus sadar bahwa kita adalah sebaik-baiknya umat ketika kita mampu menampakan sisi keislaman yang sebenarnya tanpa ada dikotomi antara tauhid dan aspek dunia.”
Telukjambe, September’08 Esok adalah sebuah kumpulan cerita yang abstrak dan tak bisa diprediksi, namun seorang manusia yang wajar adalah seseorang selalu mempersiapkan segalanya atau selengkapnya dengan baik untuk songsong masa depan. Allah Swt. Berfirman dalam Al Qur’an Surat Al Hasyr ayat 18 :
“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Muslim yang baik adalah muslim yang sudah tahu betul apa yang akan dilakukan pada hari ini, dan ia sadar bahwa apa yang ia lakukan hari ini akan memberikan dampak yang signifikan pada masa mendatang. Tak ada nilai-nilai keraguan ataupun nilai yang cenderung kepada sikap pesimistis, karena semua tahu bahwa esok adalah abstrak dan harus dipersiapkan dengan matang.
Indonesia adalah negeri muslim terbesar di dunia, yang merupakan asset yang berharga dan merupakan tolak ukur dari masyarakat muslim dunia. Karena itulah wajah dunia muslim Indonesia selalu menjadi sorotan yang paling tajam, sehingga ia merupakan sebuah informasi penting dalam segala kepentingannya. Muslim Indonesia dengan ciri yang lebih moderat bahkan mampu memposisikan diri sebagai negara muslim yang mampu menerapkan kesejukan, merupakan wajah lain dari dunia Islam yang cenderung kekinian dianggap sebagai agama radikal,agama teroris.
Oleh karena itu menurut hemat saya, posisi tawar itu merupakan hal yang berharga yang harus terus diperankan oleh Indonesia. Dan juga dengan posisi yang demikian, seharusnya peran kita pun sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar harus lebih signifkan dalam kancah dunia internasional. Sebagai negara mayoritas muslim, sudah seharusnya juga mempersiapkan diri untuk menjadi negara yang mampu berkompetisi dengan masyarakat internasional. Kita seharusnya tidak perlu takut lagi dengan era pasar bebas jika sudah mempersiapkan dengan matang tentang kader-kader penerus.
Namun sayang, kita ini terlalu sering terjebak dalam pemikiran pragmatis sehingga cita-cita kita yang termaktub dalam preambule UUD’45 yakni mewujukan masyarakat adil makmur hanya akan menjadi mimpi di siang bolong. Jika kita menilik dan mentadaburi QS Al Hasyr ayat 18 tadi, sungguh akan menjadi sangat menarik dan akan mampu menggenjot mental bangsa menjadi bangsa yang selalu memiliki perencanaan yang mantap dalam melangkah.
Namun permasalahnnya tidak sesederhana itu, karena kita sebagai bangsa yang mayoritas muslim sudah kehilangan akarnya dan kehilangan pegangan utamanya. Nilai moral sebagai seorang muslim salah satunya saja nilai silaturahim hanya terlihat setahun sekali dalam tradisi mudik, lalu nilai lain tentang Islam contoh kejujuran sudah tergerus oleh pemikiran “perut adalah segalanya” sehingga kita pun menjadi negara mayoritas muslim namun sebagai negara peringkat ketiga dalam korupsi.
Al Qur’an yang seharusnya menjadi pedoman dan tuntunan dalam melangkah kini hanya menjadi hiasan di sudu-sudut ruangan dihiasi dengan bingkai dan terlihat rapi karena memang belum pernah dibuka, atau mungkin ada dari kalangan yang terlihat hafal ayat Al Qur’an namun sayang hanya sekedar hafal dan hanya sampai di bibir saja belum sampai ke hati dan perwujudan dalam kehidupan. Kita hanya menjadi bangsa yang hanya sekedar namanya saja mayoritas Islam, namun kepribadian- kepribadiannya jauh dari konsep pribadi muslim sejati.
Ini yang menjadi polemik, ini yang menjadi rancu atau dengan bahasa yang lain “masa orang Islam takut dengan Islam”. Ada apa dengan ajaran Islam, dan ada apa dengan ketakutan yang menghampiri orang-orang muslim kini tentang ajaran agamanya? Contoh dalam hal ini orang “Islam” malas dengan mengeluarkan zakat, padahal dengan pengelolaan zakat itu orang miskin itu menjadi tidak ada (contoh dalam hal ini baitul mal yang dikelola Umar ibn Abdul Aziz) lalu kenapa harus takut jika itu memberi peluang hidup yang lebih baik kepada saudara kita yang miskin. Dan dalam hal ini tidak pernah ada cerita orang kaya jatuh miskin hanya gara-gara zakat, malah kekayaan kita akan bertambah banyak dan yang jelas semakin barakah.
Islam di Indonesia seharusnya menjadi ruh dalam perubahan tataran moral pribadi-pribadinya, dari yang tak jelas menjadi semakin jelas, dari yang rapuh menjadi tatanan yang kuat. Islam seharusnya menjadi kekuatan perekat persatuan bangsa ini, dan bukan menjadi sebuah kata-kata yang tabu dalam ranah kenegaraan karena Islam itu menganut sistem rahmatan lil ‘alamin. Islam Indonesia seharusnya menjadi pioner dalam tumbuh kembangnya pribadi muslim yang mewujudkan aspek tauhid dalam ilmu pengetahuan teknologi, kebudayaan serta kehidupan sosial kemasyarakatan tanpa menjadi masyarakat yang antipati terhadap lingkungan sekitar (eksklusif).
Konsep syumuliyatul Islam (kesempurnaan Islam) harus mampu diserap atau bahkan ditransfer ke dalam jiwa setiap muslim, agar ia menjadi sadar bahwa Islam itu bukan hanya mengurusi atau mengatur ibadah sholat, zakat, puasa, haji namun juga keselurahan kehidupan pribadi muslim diatur bahkan sampai ke ranah kenegaraan. Oleh karena itu, mulai saat ini kita harus segera sadar bahwa kita itu adalah negara dengan mayoritas muslim terbesar dan punya peran cukup signifikan dalam kancah internasional mulai mempersiapkan generasi penerus yang akan datang menjadi generasi yang bukan generasi mental lemah, bukan generasi bodoh, dan bukan generasi yang hanya bisa menjadi follower murni.
Kita harus menyediakan fasilitas-fasilitas untuk menunjang pembentukan pribadi-pribadi bermental pemenang, kita harus memberikan kucuran-kucuran dana yang cukup dan memadai kebutuhan kepada mereka yang berani berjuang mewujudkan cita-cita bangsa ini. Islam itu harus menjadi titik tolak berfikir, bergerak, berjuang seorang muslim, dan bukannya menjadi sebuah kejumudan.
Esok hari merupakan harapan bagi orang-orang yang optimis, dan Islam selalu mengajarkan sikap optimis dalam menjalani hidup. Sudah saatnya kita teriak “bebas merdeka” dari cengkraman nafsu syaitani yang selalu menyusun dan mendayung kita untuk menjauh dari Allah swt. dan Sunnah Rasulullah saw. Sudah saatnya pula Islam Indonesia hari ini berjalan beriringan bersama Islam di seluruh dunia untuk sama-sama berfungsi sebagai pemimpin dunia yang mampu melayani umat dunia ini dalam kerangaka keragaman suku, budaya, bahasa, dan agama dan saya rasa Islam sudah selesai dalam kerangka keberagaman itu dengan QS Al Hujarat Ayat 13 dan QS Al Kafiruun ayat 6 dan Islam bukanlah agama yang ketika mengahadapi masalah harus selalu diselesaikan dengan peperangan (pedang terhunus).
Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, kita saat ini punya peran dalam menjawab pertanyaan Islam Indonesia esok hari akan seperti apa? Allahu a’lam
Read more »

Jumat, 18 November 2011

Kata-Kata Bijak Albert Einstein


Meski ia mengatakan, “Aku tidak punya bakat khusus. Aku hanyalah orang yang penasaran.” namun nama “Einstein” sangat identik dengan kata “Jenius”. Hampir tidak ada seorangpun yang menolak jika Einstein dikatakan sebagai prototipe manusia jenius. Berikut berbagai pemikiran dan pendapat seorang Albert Einstein:
1. Satu-satunya sumber pengetahuan adalah pengalaman.
2. Sesuatu yang paling sulit dimengerti di dunia ini adalah pajak penghasilan.
3. Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang luar biasa seandainya seseorang tidak harus menghabiskan hidupnya terhadap hal tersebut.
” Knowledge is something extraordinary in case someone does not have to spend his life on it. “
4. Terpuruk dalam masalah merupakan peluang hebat untuk kita.
5. Saya tidak memiliki bakat tertentu. Saya hanya ingin tahu.
” I have no particular talent. I am merely inquisitive. “
6. Jika fakta tidak sesuai dengan teori, rubahlah faktanya.
” If the facts don’t fit the theory, change the facts “
7. Semakin hukum matematika menunjukkan realitas, menjadi semakin tidak pasti; semakin pasti, semakin tidak menunjukkan realitas.
” As far as the laws of mathematics refer to reality, they are not certain; and as far as they are certain, they do not refer to reality. “
8. Kerja keras bukan untuk sukses tetapi untuk sebuah nilai.
” Strive not to be a success, but rather to be of value. “
9. Pelepasan tenaga atom telah merubah segalanya kecuali cara kita berpikir… pemecahan untuk masalah ini tergantung kepada hati nurani umat manusia. Jika saya mengetahuinya, lebih baik saya menjadi pembuat jam tangan.
” The release of atom power has changed everything except our way of thinking… the solution to this problem lies in the heart of mankind. If only I had known, I should have become a watchmaker. “
10. Tragedi kehidupan adalah sesuatu yang mati di dalam diri seseorang pada saat dia hidup.
11. Saya tidak pernah memikirkan masa depan. Masa depan akan segera datang.
” I never think of the future. It comes soon enough. “
12. Jika A adalah ‘sukses’, maka rumusnya adalah ‘A=X+Y+Z’, dimana X adalah ‘kerja’, Y adalah ‘bermain’, dan Z adalah jaga mulut anda agar tetap tertutup.
” If A equals success, then the formula is: A=X+Y+Z. X is work. Y is play. Z is keep your mouth shut. “
13. ketika seseorang bertanya kepada Einstein, pertanyaan apa yang akan diajukan kepada Tuhan bila dia dapat mengajukan pertanyaan itu, dia menjawab,”Bagaimana awal mula jagad raya ini? Karena segala sesuatu sesudahnya hanya masalah matematika.” Tapi setelah berpikir beberapa saat, dia mengubah pikirannya lalu bilang,”Bukan itu. Saya akan bertanya,”Kenapa dunia ini diciptakan?” Karena, dengan demikian saya akan mengetahui makna hidup saya sendiri.
14. Telegraph tanpa kabel tidak sulit untuk dimengerti. Telegraph biasa seperti kucing yang sangat panjang. Anda tarik ekornya di New York, dan mengeong di Los Angeles. Yang tanpa kabel sama saja, hanya tanpa kucingnya.
” The wireless telegraph is not difficult to understand. The ordinary telegraph is like a very long cat. You pull the tail in New York, and it meows in Los Angeles. The wireless is the same, only without the cat. “

15. Tuhan tidak bermain dadu.
” God doesn’t play dice. “
16. Kelemahan dalam tingkah laku menjadi kelemahan karakter.
“Weakness of attitude becomes weakness of character.“
17. Membaca, setelah beberapa waktu, menggelapkan pikiran terlalu jauh dari pencarian kreatif nya. Seseorang yang membaca terlalu banyak dan menggunakan otaknya terlalu sedikit akan menjadi kebiasaan malas untuk berpikir.
“ Reading, after a certain age, diverts the mind too much from its creative pursuits. Any man who reads too much and uses his own brain too little falls into lazy habits of thinking. “
18. Ketika ditanya dengan apa perang dunia III akan dilakukan, Einstein menjawab bahwa ia tidak tahu. Tapi dia mengetahui dengan apa perang dunia IV akan dilakukan: Dengan pentungan dan batu!
” When asked how World War III would be fought, Einstein replied that he didn’t know. But he knew how World War IV would be fought: With sticks and stones! “
19. Agama tanpa ilmu adalah buta. Ilmu tanpa agama adalah lumpuh.
” Religion without science is blind. Science without religion is paralyzed. “
20. Kenyataan hanyalah sebuah ilusi, walaupun terjadi terus menerus.
” Reality is merely an illusion, albeit a very persistent one. “
21. Jika teori relativitas terbukti sukses, Jerman akan mengklaim saya sebagai orang Jerman dan Perancis menyatakan bahwa saya seorang penduduk dunia. Seharusnya teori saya terbukti tidak benar, Perancis akan mengatakan saya orang Jerman dan Jerman akan mengatakan saya orang Yahudi.
“If my theory of relativity is proven successful, Germany will claim me as a German and France will declare that I am a citizen of the world. Should my theory prove untrue, France will say that I am a German and Germany will declare that I am a Jew.“
22. Nasionalisme adalah penyakit yang kekanak-kanakan. Itu adalah penyakit campak dari ras manusia.
“Nationalism is an infantile sickness. It is the measles of the human race.“
23. Sejak ahli matematika menginvasi teori relativitas. Saya tidak mengerti diri saya lagi.
24. Kaum intelektual memecahkan masalah, para jenius mencegah mereka.
“Intellectuals solve problems; genuises prevent them.“
25. Aku meyakini bahwa Dia (Tuhan) tidak bermain dadu.
“I am convinced that he ( God ) does not play dice.“
26. Hukum gravitasi tidak berlaku terhadap orang yang sedang jatuh cinta.
“Gravitation cannot be held responsible for people falling in love.“
27. Adalah mungkin untuk menjelaskan segala sesuatu secara ilmiah, tetapi itu membuatnya tanpa rasa; itu membuatnya tanpa arti, seperti jika anda menjelaskan Simfony Beethoven sebagai variasi dari tekanan udara.
“It would be possible to describe everything scientifically, but it would make no sense; it would be without meaning, as if you described a Beethoven symphony as a variation of wave pressure.”
28. Tugas sains antara lain adalah untuk menemukan keindahan alam.
29. Di tengah kesulitan terdapat kesempatan.
“In the middle of difficulty lies opportunity.”
30. Satu – satunya hal yang bertentangan dengan ilmu pengetahuanku adalah pendidikanku.
“The only thing that interferes with my learning is my education.”
31. Ketika anda berpacaran dengan cewek yang manis, satu jam seperti sedetik. Ketika anda duduk di atas tungku panas, sedetik serasa satu jam. Itulah relativitas.
“When you are courting a nice girl an hour seems like a second. When you sit on a red-hot cinder a second seems like an hour. That’s relativity.”
32. Itu tidak berarti saya cerdas, Itu hanya karena saya tetap dengan masalah tersebut lebih lama.
“It’s not that I’m so smart , it’s just that I stay with problems longer.”
33. Banyak orang mengatakan kepintaran yang menjadikan seseorang Ilmuwan besar. Mereka keliru.. itu adalah karakter.
“Many people say that the intelligence that make the great scientists. They are mistaken .. it is the characters.”
34. Masalah penting yang kita hadapi kini tidak dapat kita pecahkan pada tingkat berpikir yang sama seperti ketika kita menciptakan masalah tersebut.
“We can not solve problems by using the same kind of thinking we used when we created them.”
35. Hanya ada dua hal yang tidak terbatas, alam semesta dan kebodohan. Dan saya tidak yakin tentang alam semesta.
“There are only two truly infinite things, the universe and stupidity. And I am unsure about the universe.”
36. Ada dua cara untuk memahami kehidupan. Cara pertama dengan menyadari bahwa tidak ada hal yang mukjizat. Yang kedua menyadari bahwa semua hal adalah mukjizat.
“There are only two ways to live your life. One is as though nothing is a miracle. The other is as though everything is a miracle.”
37. Intuisi lebih penting daripada penjelasan. Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan.
38. Cobalah tidak untuk menjadi seseorang yang sukses, tetapi menjadi seseorang yang bernilai.
“Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value.”
39. Seseorang memulai untuk hidup ketika ia dapat hidup diluar dirinya.
“A person starts to live when he can live outside himself.”
40. Hal terindah yang dapat kita alami adalah misteri. Misteri adalah sumber semua seni sejati dan semua ilmu pengetahuan
Read more »

 

Goresan pena

Kabar berita

Harokatuna